Rabu, 20 Mei 2009

Tidak ada anak yang bodoh

Alkisah, di suatu hutan rimba raya yang dihuni dunia binatang, didirikan sekolah yang di dalamnya akan diajarkan mata pelajaran memanjat, terbang, menggali, dan berenang bagi seluruh satwa. Setiap murid diharuskan mengikuti semua mata pelajaran tersebut.

Pada saat awal sekolah dimulai, seluruh murid yang berasal dari seluruh pelosok hutan menikmati segala kebaruan dan keceriaan. Hingga suatu saat dikabarkan terjadi suatu masalah...

Kelinci, salah satu siswa sekolah binatang, jelas adalah siswa yang piawai berlari. Ketika mengikuti kelas berenang, kelinci hampir tenggelam. Pengalaman tersebut menjadi trauma tersendiri, lalu ia pun sibuk mengurusi pelajaran berenang sampai - sampai kemampuan berlarinya menurun. Kesulitan ternyata juga melanda pada diri binatang lainnya, seperti elang yang sangat pandai terbang tapi lemah dalam kelas menggali, kemudian bebek yang sangat pandai berenang tapi lemah dalam kelas berlari, dan sebagainya. Para binantang kecil tersebut tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan prestasi dalam keahlian masing- masing. Hal ini lantaran mereka dipaksa melakukan hal - hal yang tidak menghargai sifat alamiah mereka.

Kisah di atas menggambarkan situasi belajar yang yang banyak terjadi di sekolah pada umumnya. Di sekolah, dengan mudah murid diidentifikasikan sebagai murid yang pandai di satu sisi, dan murid yang bodoh di sisi yang lain.

Saat ini, lewat sorotan teori kecerdasan majemuk temuan Howard gardner, tidak ada murid yang bodoh, karena dalam diri setiap manusia memiliki kecerdasan tersendiri yang membutuhkan variasi dalam mempelajari sesuatu. Keunikan ini membutuhkan kreativitas orang tua dan guru dalam mengembangkan cara belajar yang cocok pada setiap anak.

Kecerdasan majemuk yang dikenalkan oleh Howard Gardner:
  • Kecerdasan Logis-matematik
  • Kecerdasan Linguistik Verbal
  • Kecerdasan Intrapersonal
  • Kecerdasan Interpersonal
  • Kecerdasan Kinestetik Jasmani
  • Kecerdasan Spasial (Visual-Ruang)
  • Kecerdasan Musikal
  • Kecerdasan Naturalis
Tes IQ dan raport akademik di sekolah hanya memberikan dua gambaran kecerdasan logis-matematik dan linguistik verbal. Sehingga ada anak yang dicap pintar, disisi lain ada anak yang dicap sebagai anak bodoh. Orangtua tidak perlu berkecil hati apabila anaknya mempunyai kelemahan dalam satu sisi akademik. Mungkin saja si anak memiliki kecedasan lain yang belum terdeteksi.

Bagaimana cara mendeteksi kecerdasan majemuk yang terdapat pada setiap diri kita... Bagaimana cara mengembangkan kecerdasan tersebut? Ikuti artikel selanjutnya yah..

Elvi sukesih beli minyak... Terima kasih banyak...









Tidak ada komentar:

Posting Komentar